Dari setidak-tidaknya zaman Yunani ada dua persoalan yang telah menjadi pokok penyelidikan : (1) kecenderungan benda-benda seperti batu untuk jatuh ke bumi bila dilepaskan, dan (2) gerakan-gerakan planet, termasuk matahari dan bulan, yang pada waktu digolongkan dengan planet-planet. Pada zaman dahulu persoalan-persoalan ini dipikirkan sebagai persoalan-persoalan yang sama sekali terpisah satu sama lain. Salah satu hasil yang dicapai oleh Newton, yang dibangun berdasarkan hasil karya orang-orang yang mendahuluinya, adalah bahwa dia melihat persoalan-persoalan dengan jelas sebagai aspek (segi) dari satu persoalan saja dan harus menuruti hukum-hukum yang sama.
Didalam tahun 1665 Newton yang berumur 23 tahun diusir dari Cambdrige ke Lincolnshire ketika sekolah tersebut diliburkan karena wabah. Kira-kira 50 tahun kemudian dia menulis, “... didalam tahun yang sama (1665) saya mulai berpikir mengenai gravitasi yang diteruskan sampai ke bulatan Bulan . . . dan dengan demikian telah membandingkan gaya yang diperlukan untuk memegang bulan di dalam bulatannya dengan gaya gravitasi pada permukaan bumi, dan telah hampir menemukannjawaban kepada persoalan tersebut.”
Teman Newton yang masih muda William Stukeley menulis mengenai peristiwa sewaktu dia dengan Newton sedang minum teh di bawah pohon apel ketika Newton mengatakan bahwa keadaannya adalah sama ketika dia mendapatkan pemikiran gravitasi. “ Hal tersebut disebabkan oleh jatuhnya sebuah apel, ketikadia duduk termenung ... sehingga sedikit demi sedikit dia mulai memakaikan sifat gravitasi ini kepada gerakan bumi dan benda-benda langit...” (Lihat gambar 1)
Kita dapat menghitung percepatan bulan menuju bumi dari perioda perputarannya dan jari-jari lintasannya. Nilainya didapatkan 0,0089 kaki/detik2, nilai ini adalah 3600 kaki lebih kecil dari pada g, yakni percepatan yang disebabkan oleh gravitas pada permukaan bumi. Newton, seperti yang dia katakan dipandu oleh hukum ketiga Kepler, mencoba menerangkan perbedaan ini dengan menganggap bahwa percepatan dari sebuah benda yang jatuh adalh berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya dari bumi.
Pertanyaan mengenai yang kita artikan dengan “jarak dari bumi” segera muncul। Newton akhirnya menganggap tiap-tiap partikel bumi sebagai yang menyumbangkan tarikan gravitasi yang dihasilkan oleh bumi kepda benda-benda lain। Dia membuat anggapan yang berani bahwa massa bumi dapat diperlakukan sekana-akan semua massa tersebut terkonsentrasi pada pusatnya.
Kita misalnya, dapat memperlakukan bumi sebagai sebuah partikel dibandingkan terhadap matahari. Akan tetapi,tidak jelas, bahwa kita dapat memperlakukan bumi sebagai sebuah partikel dibandingkan terhadap sebuah apel yang ditempatkan hanya beberapa kaki di atas permukaan bumi tersebut। Akan tetapi, jika kita membuatanggapan ini, maka sebuah benda jatuh didekat permukaan bumi adalah sebuah jarak sebesar satu jari-jari bumi dari pusat tarikan efektif bumi, atau 4000 mil। Bulan adalah kira-kira sejauh 240।000 mil। Kuadrat balik dari perbandingan jarak-jarak ini adalah (4000/240000)2 = 1/3600, yang cocok dengan perbandingan dari percepatan bulan dan percepatan apel. Di salam perkataan yang diucapkan oleh Newton yang dikutip diatas, perbandingan tersebut sungguh-sungguh “ memberi jawaban yang sangat mendekati hasil yang sebenarnya.
Didalam Principia Newton telah memikirkan soal yang melebihi soal apel-bumi dan soal bulan-bumi dan telah memperluas hukum gravitasinya kepada semua benda, dengan cara yang akan kita bicarakan di dalam bagian berikutnya.
Ada tiga bidang yang saling tumpang-tindih (overlapping realms) di dalam mana kita dapat membicarakan gravitasi। (1) Tarikan gravitasi di aantara dua bola guling (bowling balls), misalnya, walaupun dapat diukur dengan cara-cara yang sensitip, adalah terlalu lemah untuk dapat ditanggapi indera kita yang biasa। (2) Tarikan bumi kepada kita kita sendiri dan benda-benda disekitar kita adalah suatu sifat pengontrol kehidupan kita dari mana kita hanya dapat melepaskan diri dengan mengggunakancara-cara ekstrim। Para perencana program ruang angkasa kita secara terus menerus selalu memikirkan gaya gravitasi sebagai sebuah faktor utama dan faktor pengontrol। (3) Pada skala kosmik, yakni, di dalam bidang mengenai sistem tata surya dan mengenai pembentukan dan interaksi bintang-bintang dan galaksi-galaksi, maka gravitasi adalah betul-betul sebuah gaya yang memainkan peranan utama।
Usaha yang sungguh-sungguh yang paling dini untuk menerangkan kinematika sistem tata surya telah dilakukan oleh orang-orang Yunani. Ptolemeus (Claudius Ptolemeus, abad kedua sesudah Tarikh Masehi) telah mengembangkan sebuah skema geosentris (skema Ptolemaic) untuk sistem tata surya di dalam mana, seperti yang diartikan oleh nama tersebut, bumi tetap stasioner di titik pusat sedangkan planet-planet, termasuk matahari dan bulan berputar mengelilingi bumi tersebut. Hal ini seharusnya bukanlah sebuah deduksi (kesimpulan) yang mengherankan. Bumi kelihatannya kepada kita adalah sebuah benda besar. Shakespare menunjukkan bumi tersebut sebagai “... kerangka yangs sangat menyenangkan ini, yakni bumi...” Malah sekarang inipun, didalam mengajarkan astronomi pelayaran, kita menggunakan sebuah kerangka referensi geosentris dan di dalam percakapan sehari-hari kita menggunakan istilah-istilah seperti “matahari terbit”, yang diartikan di dalam sebuah kerangka seperti itu.
Lintasan-lintasan yang berbentuk lingkaran yang sederhana tidak dapat menerangkan gerakan rumit dari planet-planet sehingga Ptolemeus jarus menggunakan konsep episiklus (epicycle), didalam mana planet-planet bergerak mengelilingi sebuah lingkaran yang pusatnya bergerak mengelilingi sebuah lingkaran lain yang berpusat di bumi. (Lihat gambar 2b). Dia juga terpaksa menggunakan beberapa bentuk susunan geometris yang lain, yang masing-masing tetap mempertahankan kemurnian yang dimisalkan dari lingkaran tersebut sebagai sebuah sifat utama gerak planet. Kita sekarang ini mengathaui bahwa yang fundamental bukanlah sebuah lingkaran tetapi sebuah elips, dengan matahari terletak si salah satu pusat elips (lihat di bawah).
Gambar 2. (a) Pandangan Copernicus mengenai tata surya. Matahari berada di titik pusat dan planet-planet bergerak mengelilingi matahhari tesebut. (b) Pandangan Ptolemeus mengenai tata surya. Bumi berada di titik pusat dan planet-planet bergerak mengelilingi bumi tersebut. Kedua penyidik memperkenalkan kerumitan-kerumitan geometris untuk menerangkan gerak kompleks dari planet-planet. Di dalam (b), misalnya, Mars berjalan mengelilingi sebuah episiklus (yang berbentuk lingkaran) yang pusatnya berjalan mengelilingi sebuah diferensial (lingkaran). Bentuk susunan Copernicus, yang pad pokoknya adalah sama rumitnya, tidak diperlihatkan di dalam gambar ini. Perbedaan utama adalah apakah matahari atau bumi berada di titik pusat pergerakan planet atau tidak. (Lihat Kejahatan Galileo, oleh Giorgio De Santillana, Chicago: University of Chicago Press, 1955. Lihat juga Revolusi Copernicus, oleh Thomas S. Kuhn, Cambridge, Mass. : Harvard University Press, 1957)
2. Konsep Gravitasi Sebelum Newton
Sebetulnya sebelum Newton mengemukakan teori gravitasi universalnya, terdapat beberapa fisikawan yang terlebih dahulu menyelidiki mengapa benda-benda langit seperti planet dapat bergerak yakni ;
2.1. Nicholaus Copernicus
Didalam abad ke enam belas Copernicus (1473-1543) mengusulkan sebuah skema berpusat surya (skema Copernicus), di dalam mana matahari berada di pusat tata surya, dan bumi bergerak mengelilingi matahri tersebut sebagai salah satu planetnya. Copernicus menunjukkan bahwa yang menjadi benda pusat dari tata surya adalah matahari dan bukan Bumi. (Model ini diperdebatkan karena tidak menempatkan bumi di pusat alam semesta, yang bertentangan dengan doktrin agama pada saat itu). Copernicus dengan menaruh matahari di titik pusat benda-benda, telah memberikan deskripsi yang jauh lebih sederhana dan keterangan yang lebih alami mengenai sifat-sifat tertentu dari gerakan planet. Di atas segala sesuatu dia telah meletakkan dasar yang sangat diperlukan dari mana telah berkembang pandangan kita yang mutakhir mengenai tata surya. Didalam bahasa yang biasa digunakan sekarang ini maka dia telah memberikan kepada kita sebuah kerangka referensi (yakni matahari) yang jauh lebih sesuai daripada kerangka referensi yang digunakan sebelumnya (yakni bumi) untuk menjelaskan gerak tata surya , serta terdapat tiga jenis gerakan bumi.
2.2. Tycho Brahe
Menjelang akhir abad ke enam belas, ahli astronomi Tycho Brahe mempelajari gerakan planet dan membuat pengamatan yang dianggap lebih tepat dibandingkan model-model yang ada terlebih dahulu. Brahe membuat pengukuran-pengukuran yang diteliti dari gerak planet seperti yang terlihat dari bumi. Dia menyediakan data pengamatan yang perlu yang memungkinkan kemajuan selanjutnya. Data seperti itu disusun oleh Tycho Brahe (1546-1601), yang merupakan ahli ilmu bintang terkenal yang terakhir melakukan pengamatan-pengamatan tanpa menggunakan teleskop.
2.3. Johannes Kepler
Dengan menggunakan data dari Brahe, Johannes Kepler menemukan bahwa lintasan planet adalah ellips (Lihat Gambar 3 di atas). Lalu Johannes Kepler menafsirkan, setelah banyak mencoba dan salah selama kira-kira dua puluh tahun yang telah bekerja sebagai pembantu Brahe, Kepler menemukan bahwa lintasan planet mengelilingi matahari sebenarnya adalah elips. Ia juga menunjukkan bahwa planet tidak bergerak dengan kelajuaan konstan tetapi bergerak lebih cepat ketika dekat dengan matahari dibandingkan bila lebih jauh. Dengan memakai kerangka Copernicus, dia mempertunjukkan informasi kinematik tentang gerak planet didalam bentuk sederhana. Akhirnya Kepler, dengan mempelajari data brahe, membuat kesimpulan dari pengkajian data tersebut ketiga hukum empiris sederhana mengenai gerak planet.
Ketiga hukum Kepler adalah
Hukum 1. Semua planet bergerak dalam orbit elips dengan matahari di di salah
satu fokusnya.
Hukum 2. Garis yang menghubungkan tiap planet ke matahari menyapu luasan
yang sama dalam waktu yang sama.
Hukum 3. Kuadarat periode tiap planet sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-
rata planet dan matahari.
Hukum-hukum Kepler memberi dukungan kuat kepada teori Copernicus. Hukum-hukum tersebut memperlihatkan kesederhanaan yang besar yang dapat digunakan untuk menjelaskan gerak planet bila matahari di ambil sebagai benda referensi. Akan tetapi, hukum-hukum ini adalah hukum-hukum empiris; hukum-hukum tersebut hanyalah menjelaskan gerak yang diamati dari planet-plane tanpa sesuatu tafsiran teoritis. Kepler tidak mempunyai konsep mengenai gaya sebagai suatu penyebab keteraturan-keteraturan seperti itu. Ternyata, konsep gaya belum dirumuskan secara jelas.
2.4. Galileo Galilei
Galileo merupakan salah satu ilmuan pertama yang mendukung secara terbuka gagasan bahwa Bumi berputar mengelilingi Matahari.
Langkah pertama untuk memahami gagasan Newton adalah menyadari bahwa benda hanya akan berhenti bergerak karena dipengaruhi oelh suatu gaya eksternal, yaitu gaya gesek. Benda akan berhenti bergerak karena bergesekan dengan benda lain, sekalipun “benda lain” itu hanyalah molekul udara.
Karya modern pada teori gravitasi dimulai dengan karya Galileo Galilei di akhir abad ke 16 dan awal abad ke17. dalam percobaan terkenalnya ia menjatuhkan bola-bola dari menara pisa (Lihat gambar dibawah), dan kemudian dengan pengukuran yang teliti pada bola yang turun pada sudut tertentu, galileo menunjukkan kalau gravitasi mempercepat semua benda pada tingkat yang sama. (Galileo dengan benar mengatakan kalau hambatan udara adalah alasan mengapa benda yang ringan jatuh lebih lambat dalam sebuah atmosfer.) karya Galileo memicu perumusan teori gravitasi Newton.
Galileo Galilei telah mengetahui bahwa benda-benda akan terus bergerak selamanya jika tidak ada pengaruh gaya eksternal yang bekerja terhadapnya. Ia melakukan serangkaian eksperimen dengan menggulirkan beberapa bola pada sebuh papan miring. Bola-bola tersebut bergulir ke arah garis horison, dan Galileo menyimpilkan, tanpa adanya gesekan, bola-bola itu takkan pernah berhenti bergulir.
3. Konsep Gravitasi Saat Newton
3.1. Penemuan Konsep Hukum Gravitasi Newton
Suatu Pagi di bawah langit yang cerah, Newton melihat keponakannya bermain bola. Bola ini diikat pada tali dan anak itu memegang ujung tali dengan erat. Dia mengayun bola, awalnya pelan, tetapi semakin lama semakin cepat sampai talinya menegang.
Melihat itu Newton mulai menyadari bahwa bola itu sama persis dengan bulan. Dua gaya yang bekerja pada bola- pergerakannya(menuju keluar) dan gaya tarik tali (yang menarik kedalam). Dua gaya bekerja pada bulan. Gaya geraknya dan gaya tarik gravitasi - gaya yang sama yang membuat apel jatuh. Kemudian berdasarkan hukum Kepler dan percobaan Galileo, Newton mampu memperoleh pemahaman bahwa Bulan sebenarnya ‘ lebih suka’ untuk bergerak pada sebuah garis lurus, namun setiap kali ia maju ke depan, meski sekecil apapun jaraknya, gaya gravitasi Bumi menariknya ke arah pusat Bumi dan membelokkan arah pergerakannya dari garis lurus semula. Tarik-menarik antara Bumi dan Bulan yang senantiasa terjadi menyebabkan Bulan tetap berada orbitnya.
Untuk pertama kalinya, Newton memperhitungkan kemungkinan bahwa gravitasi merupakan sebuah gaya menarik universal, tidak hanya planet maupun bintang bahkan Gravitasi menarik apel ke tanah (Lihat gambar 1).
Akhirnya Newton menyimpulkan bahwa besar gaya gravitasi bumi pada suatu benda F, berkurang dengan kuadrat jaraknya, r, dari pusat bumi. Newton menyadari bahwa gaya gravitasi tidak hanya bergantung pada jarak, tetapi juga bergantung pada massa benda. Hukum III Newton menyatakan bahwa ketika bumi mengerjakan gaya gravitasi pada suatu benda (missal bulan), maka benda itu akan mengerjakan gaya pada bumi yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan. Newton terus berlanjut dalam menganalisis gravitasi.
Dari
0 komentar:
Posting Komentar